Beranda / /

  • Gejolak Pemilu Dibalik "Neuropolitik"
    Berita | 1 bulan lalu
    Gejolak Pemilu Dibalik "Neuropolitik"

    DIALEKSIS.COM | Nasional - Gejolak pesta demokrasi atau pemilihan umum berdampak pada semua lini, dan salah satu tandanya adalah munculnya buku "Neuropolitik" yang ditulis oleh Dr. Wahyu Riawati dan Dr. Ryu Hasan.

  • JPPR: Pemantauan Pemilu 2024 Meliputi 68 Kabupaten/Kota di 22 Provinsi
    Polkum | 2 bulan lalu
    JPPR: Pemantauan Pemilu 2024 Meliputi 68 Kabupaten/Kota di 22 Provinsi

    DIALEKSIS.COM | Nasional - Sekretariat Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) tengah melakukan pemantauan yang ketat terhadap jalannya Pemilu 2024. Sebanyak 591 relawan JPPR telah diterjunkan ke 68 Kabupaten/Kota di 22 Provinsi di seluruh penjuru Indonesia untuk memastikan integritas proses demokrasi.

  • Google Doodle Meriahkan Pesta Demokrasi Indonesia 2024
    Berita | 2 bulan lalu
    Google Doodle Meriahkan Pesta Demokrasi Indonesia 2024

    DIALEKSIS.COM | Nasional - Rabu (14/2), Google merayakan momen penting dalam demokrasi Indonesia dengan menghadirkan Google Doodle yang khusus untuk memperingati hari pemungutan suara Pemilu 2024. Dalam doodle tersebut, gambar bendera Merah Putih yang berkibar anggun terlihat menempel di sebuah ilustrasi kotak dan lembar kertas suara.

  • Tiga Kandidat dan Satu Putaran Mungkinkah di Pilpres 2024
    Polkum | 3 bulan lalu
    Tiga Kandidat dan Satu Putaran Mungkinkah di Pilpres 2024

    DIALEKSIS.COM | Nasional - Pengalaman Pemilihan Presiden (Pilpres) dua putaran di Indonesia selalu menjadi panggung politik yang penuh dinamika, terutama ketika lebih dari tiga kandidat bersaing, menciptakan lanskap politik yang kaya warna.


  • Demokrasi Seremonial
    Kolom | 1 tahun lalu
    Demokrasi Seremonial

    DIALEKSIS.COM | Kolom - Demokrasi telah hidup dan tersistem dalam negara Indonesia, namun itu hanya sebuah ekspresi perilaku kegiatan seremonial semata dari suatu kegiatan meraih kekuasaan di pemerintahan. Namun bergeser esensinya dari tujuan berdemokrasi itu sendiri. 

    Tidak heran Indonesia terjebak dari rutinitas seremonial pelaksanan pesta demokrasi melalui instrument Pemilu. Tetapi melupakan bagaimana memperjuangkan demokrasi subtantif, dimana intinya memberikan dan mendistribusikan kebutuhan maupun menempatkan kepentingan publik sebagai prioritas agenda politik resmi dari negara itu sendiri.